Kamis, 19 Februari 2009

MOBIL SAHABAT KELUARGA

Bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, kondisi kemiskinan dan kebodohan yang melanda masyarakat kita. Hal ini diperparah dengan struktur sosial yang tidak berpihak kepada kaum marjinal sehingga menyebabkan terputusnya akses bagi mereka untuk memperoleh kesempatan terbebas dari ketidakberdayaan. Padahal, begitu banyak lembaga bantuan baik yang merupakan kewajiban pemerintah, CSR, maupun bantuan charity NGO yang telah dan akan menjadi solusi pemberdayaan masyarakat miskin. Tidak sedikit kemiskinan dan kebodohan yang melingkupi masyarakat menjadikan mereka sekadar objek “proyek kemanusiaan”.
Keberpihakan, pembelaan, pendampingan, dan pendidikan mutlak dibutuhkan untuk mengangkat harkat kaum lemah agar memiliki peran yang layak dalam dinamika sosial masyarakat, bahkan mereka ‘mentas’ dari keprihatinan. Sedangkan hingga sekarang, diperkirakan masyarakat miskin di Indonesia mencapai lebih dari 70 juta jiwa. Yang berarti masih menempati posisi sosial yang mayoritas bilamana dibandingkan masyarakat menengah dan masyarakat atas.
Salah satu wujud keberpihakan itu adalah dengan pemberdayaan yang komprehensif, kontinyu, bahkan bisa mandiri keberlanjutannya (sustainable). Dengan obsesi ini, Yayasan Ghifari membuat suatu program Sekolah Keliling dengan nama Mobil Sahabat Keluarga. Inti dari program ini adalah pendidikan yang mengandung muatan pemberdayaan dan dapat langsung mendatangi pusat-pusat kemiskinan di setiap daerah (Jogja khususnya). Karena secara teknis (jauh dan sebagian besar tidak memiliki kendaraan yang layak), tidak memungkinkan mereka yang tersebar di bebrapa daerah kabupaten akan dapat hadir untuk mengikuti proses pendidikan di satu tempat. Di samping itu, belum ada kesadaran dari mereka sendiri akan pentingnya pendidikan.
Secara teori, pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi (www.wikipedia.com). Sehingga sasaran program Mobil Sahabat Keluarga ini tidak hanya orang dewasa saja, akan tetapi juga anak-anak para Pemulung.
Capaian mengentaskan mereka, para Pemulung, dari keprihatinan merupakan suatu yang spektakuler, sehingga diperlukan dukungan bersama dari berbagai pihak. Semoga Mobil Sahabat Keluarga ini akan dapat menjadi model yag dapat diaplikasikan di seluruh negeri ini.

Sasaran Program
Program Sekolah Keliling: Mobil Sahabat Keluarga ini ditujukan bagi beberapa komunitas binaan Yayasan Ghifari, mereka adalah:

1. Komunitas Pemulung di dusun Nologaten (Kab. Sleman)
2. Komunitas Penarik Sampah+Pemulung * di dusun Ambarukmo dan Nologaten
(Kab. Sleman)
3. Komunitas Tukang Becak di dusun Ambarukmo dan Nologaten (Kab. Sleman) 4. Komunitas Penarik Sampah+Pemulung * di Desa Condongcatur (Kab. Sleman)
5. Komunitas Pemulung di dusun Wonocatur, Banguntapan (Kab. Bantul)
6. Komunitas Pemulung-Anjal di desa Mujamuju, Umbulharjo (Kota Jogja)

* semua Penarik Sampah merupakan Pemulung, tapi tidak sebaliknya.

Dalam hal ini, komposisi penerima manfaat program (beneficiaries): 135 orang dewasa, dan 60 anak-anak. Dan dari sisi profesi memang tidak semuanya pemulung, akan tetapi mayoritas (lebih dari 60%) berprofesi sebagai pemulung.

Tidak ada komentar: